Senin, 11 Februari 2013

Dongeng Gembira Kak Galuh

Posted by Kak Galuh On 17.11 | No comments
Berangkat dari kekhawatiran akan lahirnya generasi yang narsisme dan konsumtif, perempuan yang bernama lengkap Galuh Kencono Wulan ini mentekadkan diri untuk fokus dan berkonsentrasi di dunia pendidikan anak-anak. Bersama teman-teman sevisi nya, Kak Galuh biasa ia dipanggil, mengelola sebuah Taman Bacaan Masyarakat (TBM) yang bernama Rumah Cahaya.

Sebelum terjun menjadi pengelola TBM, perempuan lulusan Psikologi UPI YAI Jakarta ini pernah mengajar sebagai mentor Bahasa Inggris di lembaga kursus LPIA (2006) dan fasilitator program Sahabat Air dan Sanitasi Forum Komunikasi Pengelolaan Air Minum Indonesia (FORKAMI) (2011-2012).

Mendongeng adalah metode yang saat ini sedang ditekuninya untuk mengadakan pendekatan kepada anak-anak. Metode ini sesungguhnya bukan metode baru, karena dongeng sudah dikenalkan padanya sejak usia balita oleh kedua orang tuanya. Beranjak remaja, ia kerap ‘bercerita’ kepada sepupu-sepupu kecilnya yang sedang menginap di rumah hingga saat mereka kembali ke rumah masing-masing cerita-cerita itu masih lekat dalam ingatan.

Ketika menikah dan memiliki tiga anak, kebiasaan mendongeng itu kembali dilakukan kepada ketiga anaknya di setiap saat. Ia pun merasakan secara langsung dahsyatnya pengaruh mendongeng yang mampu menanamkan nilai-nilai positif dari cerita kepada ketiga anaknya. Dalam kegiatan ‘bercerita’ ini juga terjadi dialog dan diskusi yang membuat kekuatan cerita itu semakin membekas dalam ingatan anak-anaknya.

Tak berhenti di situ, saat teman-teman anak-anaknya mulai ‘rajin’ dan ‘betah’ berkumpul dan bermain di rumahnya maka ia pun memutuskan untuk membuka rumah baca sebagai fasilitas bermain anak-anak sekitar rumah. Metode dongeng yang selama ini sudah ia terapkan pada anak-anaknya sendiri mulai ia terapkan kepada tamu anak-anaknya.

Saat ini, Rumah Baca yang telah sempat ia rintis seorang diri mendapat bantuan tenaga dan pikiran yang kontributif dari teman-teman sevisinya yang juga ingin memberdayakan rumah baca sebagai alternatif tempat bermain yang edukatif dan menyenangkan. Di bawah naungan Forum Lingkar Pena cabang Depok, tepatnya pada tanggal 21 juli 2012 rumah baca independent yang ia rintis kemudian berjalan dan melebur menjadi sebuah TBM (Taman Bacaan Masyarakat) yang bernama Rumah Cahaya.

Mendongeng tetap menjadi metode andalannya dalam mengembangkan TBM karena metode ini ternyata sangat disukai oleh anak-anak. Teknik mendongengnya disertai oleh lagu-lagu serta kegiatan-kegiatan interaktif lainnya sehingga mendongeng dapat menjadi sebuah paket alternative pembelajaran yang sangat menghibur dan menyenangkan bagi anak-anak. Kegiatan mendongeng bulanan sebagai metode pendekatan ini, rutin dilakukan olehnya dan teman-teman yang biasa dipanggil dengan Relawan Cahaya setiap bulannya di pekan kedua. Sejak saat itu ia dan teman-teman relawan cahaya mulai mendongeng dengan serius dalam arti memberikan penampilan terbaik dalam setiap even mendongeng agar anak-anak yang mendengarkan pun serius menerima nilai-nilai moral cerita untuk dijadikan referensi aksinya dalam menghadapi masalah apapun di dunia kecil mereka.

Motto mendongengnya adalah Satu Cerita Satu Cahaya. Filosofinya semakin banyak ia bercerita kepada anak-anak, maka akan semakin banyak anak-anak yang menerima cahaya berupa pesan moral dari cerita yang akan menembus ke dalam alam bawah sadar pendengar cerita, hingga lahirlah jiwa-jiwa yang baru. Jiwa-jiwa yang akan membawa perubahan besar pada sebuah peradaban mulia di masa depan.

Cita-cita Kak Galuh adalah melihat anak-anak Indonesia tumbuh dan berkembang menjadi generasi yang cerdas, memiliki karakter, berakhlak dan memiliki cita-cita tinggi yang bermanfaat untuk masyarakat. Semoga saja lewat TBM Rumah Cahaya Depok yang ia kelola bersama relawan cahaya lainnya saat ini, cita-cita itu bisa terwujud.

0 komentar:

Posting Komentar

KOMENTAR SAHABAT

INSIST

Hidayatullah ONLINE