Ummati... Ummati... Ummati...
Selongsong kata terakhir yang mematriku.
Engkau di ujung maut, pada pengikutmu hatimu terpaut.
Mahabahku pun kepadamu tak cukupi kerinduan ini.
Bergetar hati, membayangkan kuhadir disana bersama cintamu.
Bahkan sudut mataku tak mampu tampung bulir resahku yang jatuh bersama rinduku
dalam setiap bentur sang dasamuka.
Ku harap engkau hadir menyelesaikannya, seperti gemuruh pertengkaran sesaudara saat ini.
Bayangan kejayaan dahulu kala masih tersimpan di jiwa dan mimpiku hingga kini.
Mungkinkah ini terulang?
Betapa ku rindu saat-saat itu.
Saat setiap jiwa seiman menganggap penting jiwa seiman lain.
Entahlah?
Yaa Nabi Nalam'alaika... Sholawatullah 'alaika...
[gkw]
0 komentar:
Posting Komentar