Selasa, 10 Maret 2015



Pagi itu di TBM Rumah Cahaya FLP Depok, Ahad 08 Maret 2015 para relawan cahaya sudah disibukkan oleh persiapan agenda rutin yang diselenggarakan sebulan sekali, yaitu Dongeng Bulanan. Di episode bulan Maret ini, tagline  yang dipilih adalah  “Menjadi Enterpreuneur Yang Mandiri Sejak Kecil”. Tagline ini sengaja dihadirkan pada bulan ini untuk mengenalkan cara menjadi pengusaha sejak dini dengan modal seminim mungkin kepada anak-anak pengunjung TBM. Dengan mulai diberlakukannya pasar bebas ASEAN di tahun 2015 ini, maka tema enterpreuner ini menjadi signifikan untuk dihadirkan. Pembahasan secara luas mengenai tema ini, TBM Rumah Cahaya FLP Depok menghadirkan pakar parenting Ibu Emmy Soekresno sebagai nara sumber.

Meskipun hujan cukup deras turun selama acara berlangsung, namun ini tidak menjadi halangan yang berarti. Hal ini dibuktikan dengan membludaknya peserta hingga sekitar 80 anak , dua kali lipat dari jumlah peserta yang biasa hadir. Acara yang semula dijadwalkan akan digelar di arena play ground samping TBM, dipindahkan sementara ke aula utama. Saat itu juga aula terlihat sangat penuh dikarenakan tempat yang biasa menampung sekitar 30an peserta saja  itu mendadak  harus menampung 80 peserta pada pagi itu. Namun demikian, ini tidak menyurutkan semangat teman-teman kecil peserta acara dongeng bulanan untuk tetap mengikuti acara hingga selesai.

Sebelum sesi pembahasan tentang apa itu enterpreuneur dan bagaimana cara menjalankannya di usia dini, acara dibuka dengan kegiatan dongeng yang dibawakan oleh salah satu relawan cahaya. Menyesuaikan dengan tema, cerita tentang kisah sahabat  Abdu Rahman Bin Auf, ra yang memiliki strategi cerdas sebagai enterpreuneur sukses menjadi pilihan isi dongeng kali ini. Dikisahkan bahwa beliau merupakan pengusaha yang sukses karena menjual unta dengan harga paling murah diantara pedangan unta lainnya. Namun demikian, yang membuatnya lebih kaya diantara yang lainnya adalah karena ia menyimpan tali yang dipakai untuk mengikat untanya, pada setiap unta yang berhasil di jual. Dengan demikian, karena harga unta yang murah, banyak yang membeli unta padanya, sehingga banyak juga tali yang berhasil ia simpan sebagai upah penjualan unta yang murah. Hingga akhirnya para pemilik unta sukar menemukan tali untuk mengikat untanya, maka pada saat itulah beliau menjual tali yang sudah disimpannya. Keuntungan dari hasil penjualan tali itulah yang membuat ia menjadi seorang enterpreuneur yang sukses.

Setelah sesi dongeng selesai, acara dilanjutkan dengan penjelasan mengenai tema terkait oleh narasumber utama. Tidak selesai sampai di situ, para peserta diajak membuat sebuah kreatifitas yang bahan-bahannya bisa didapatkan dengan mudah di lingkungan sekitar. Hasil kreatifitas inilah yang kemudian disarankan oleh nara sumber untuk dijadikan modal menjadi enterpreuneur pemula. Kemudahan cara membuat dan bahan-bahan yang diperlukan barang yang akan dijual inilah yang menjadi poin utama agar para peserta mengenal konsep enterpreuneur ini secara sederhana terlebih dahulu.

Dongeng bulanan episode Maret telah selesai dilaksanakan. Pada acara kali ini peserta mendapat banyak pelajaran yang bisa dibawa pulang kerumah sebagai bekal untuk tumbuh dan berkembang selanjutnya. Mereka belajar bagaimana menjadi mandiri sejak kecil, berkreatifitas tanpa batas dari barang-abrang bekas, peduli terhadap lingkungan dengan mengurangi sampah dan menjadikannya barang berguna baru, mereka juga belajar berbagi karena bahan-bahan yang disiapkan oleh nara sumber terbatas sesuai dengan estimasi peserta yang biasa hadir dan disamping itu mereka juga harus belajar bersabar karena tempat mereka belajar pada hari itu tidak seluas biasanya sehingga mereka harus belajar dengan kondisi yang kurang nyaman. Selamat berpetualang menjadi enterpreuneur cilik teman-teman... Selamat bertemu lagi di acara dongeng bulanan selanjutnya. (gkw)

0 komentar:

Posting Komentar

KOMENTAR SAHABAT

INSIST

Hidayatullah ONLINE